Cita-Cita Mulia Anak Suriah Di Pengungsian Yang Menyayat Hati

(Foto: Meredith Hutchinson IRC)

Perang yang terjadi di Suriah memaksa jutaan penduduknya untuk mengungsi ke negara lain untuk menyelamatkan diri. Mereka takut jika masih tinggal di Suriah, mereka akan jadi korban konflik bersenjata yang terjadi di negara itu.

Banyak kepala keluarga kehilangan tempat tinggalnya, terutama anak-anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena tempat mereka belajar juga ikut hancur. Walaupun begitu, perang tidak membuat cita-cita anak Suriah sirna begitu saja. Anak-anak Suriah masih menyimpan harapan besar ketika dewasa nanti.

Beberapa anak Suriah yang tinggal di kamp pengungi di Mafraq, Yordania utara, mengatakan kepada fotografer Komite Penyelamat Internasional (IRC), Meredith Hutchinson, tentang cita-cita mulia mereka ketika sudah dewasa nanti. Berikut ulasannya, seperti dilansir BBC.

6. Haja (12 tahun)


Haja adalah salah satu anak perempuan asal Suriah yang mengungi di Yordania. Ia mengatakan punya cita-cita menjadi astronot karena ingin melihat dunia dari sudut yang baru. Walau ia perempuan, ia tak patah semangat untuk mengejar impiannya pergi ke ruang angkasa.

"Saya berkeinginan menjadi astronot sejak belajar tentang sistem tata surya di sekolah dasar. Saya membayangkan terbang tinggi di angkasa dan menemukan hal-hal baru.

"Saya ingin menjadi astronot karena profesi ini memungkinkan saya melihat dunia dari sudut pandang yang sama sekali baru. Saya sadar, di masyarakat di mana saya tinggal, tak mudah bagi seorang perempuan untuk menjadi astronot.

"Saya ingin mengatakan kepada anak-anak perempuan untuk jangan takut, bicara terbuka dengan ayah dan ibu tentang apa yang kita inginkan. Pupuk rasa percaya diri dan yakin dengan jalan yang kita tempuh."


5. Malack (16 tahun)


Gadis cantik yang satu ini bercita-cita untuk jadi polisi wanita agar bisa menjaga keamanan di masyarakat dan menegakan keadilan. Selain menjaga keamanan, Malack juga ingin membantu warga yang memerlukan bantuan.

"Saya ingin menjadi polisi wanita karena polisi tidak hanya memberi rasa aman kepada masyarakat, tapi juga menciptakan dan menjaga keadilan.

"Saya akan ke kantor setiap hari dan kemudian menuju bagian-bagian kota, menemui warga yang memerlukan bantuan. Saya juga ingin mendorong anak-anak lain untuk menjadi polisi. Saya ingin membantu mereka mewujudkan cita-cita dan mengajarkan bagaimana mengatasi rintangan yang menghadang."


4. Nour (18 tahun)


Bila Malack ingin jadi polisi, maka lain lagi dengan remaja cantik ini yang ingin membela yang benar dengan menjadi seorang pengacara. Cita-citanya terinspirasi dari perkataan ibunya untuk selalu membela kebenaran dan keadilan.

"Saya ingin melihat kekerasan terhadap perempuan berakhir. Saya ingin kaum perempuan mengambil keputusan penting di masyarakat dan berani mengemukakan pendapat tanpa rasa takut. Saya ingin masyarakat memberi peran penting kepada para wanita. Itulah sebabnya saya ingin menjadi pengacara.

"Ketika saya masih kecil, ibu saya mengatakan saya pemberani dan jujur. Ibu juga bilang saya bisa menjadi pengacara andal yang berjuang melawan ketidakadilan.

"Saya ikuti saran ibu dan ingin mendampingi perempuan-perempuan yang mencari keadilan."

3. Rama (13 tahun)


Ketika sahabat-sahabatnya memilih jadi penegak keadilan dan hukum, Rama memilih menjadi seorang dokter untuk menolong orang yang sakit dan terluka. Rama ingin melihat yang sakit bisa sembuh kembali dan yang menderita bisa tersenyum lagi.

"Saya sering melihat orang-orang yang menderita, baik di Suriah maupun di Yordania. Saya selalu ingin membantu orang-orang yang sakit atau cedera tersebut. Saya ingin punya kekuatan atau keterampilan untuk mengurus mereka.

"Dengan menjadi dokter saya akan bisa membantu orang-orang yang sakit ini. Meringankan rasa sakit adalah salah satu hal yang mendorong saya menjadi dokter. Melihat orang yang sakit sembuh kembali, atau yang menderita dan kemudian bisa tersenyum, itulah sebabnya saya ingin menjadi dokter."

2. Amani (10 tahun)


Gadis bernama Amani ini sepertinya ingin membuktikan bahwa perempuan itu setara dengan pria. Buktinya ia berkeinginan jadi seorang pilot, di mana profesi ini sebagian besarnya digeluti oleh kaum laki-laki. Tapi Amani tidak akan menyerah, dan ia akan berusaha keras mengejar cita-citanya.

"Saya suka kapal terbang, makanya saya ingin menjadi pilot. Saudara saya bilang bahwa anak perempuan tak bisa menjadi pilot, tapi di dalam hati, saya selalu mengatakan saya tetap ingin menjadi pilot ketika besar nanti.

"Setelah selesai sekolah, saya ingin masuk ke akademi penerbangan. Selain mewujudkan cita-cita, saya juga ingin membantu orang-orang berkunjung ke belahan dunia yang lain dan menemukan tempat-tempat baru."

1. Bassima (17 tahun)


Berbeda dengan teman-temannya, Bassima ingin jadi pengusaha restoran karena ia suka sekali memasak. Dengan begitu, ia bisa memberi makan orang-orang yang kelaparan tapi tidak punya uang untuk membelinya.

"Saya menemukan kesenangan tersendiri ketika memasak. Ketika kecil, saya banyak berada di dapur bersama ibu, belajar bagaimana menyiapkan berbagai menu yang berbeda.

"Saya ingin punya restoran sendiri dan menciptakan menu-menu baru dengan bahan susu, keju, dan yoghurt."

0 Response to "Cita-Cita Mulia Anak Suriah Di Pengungsian Yang Menyayat Hati"

Posting Komentar